Digitalisasi Sekolah Lewat BOS: Bagaimana Sekolah Bisa Memanfaatkannya?
Zaman makin digital, bre! Dunia pendidikan juga nggak mau ketinggalan. Nah, lewat kebijakan BOS 2025, digitalisasi sekolah jadi salah satu fokus utama yang bisa dibiayai secara resmi.
Tapi... apa aja sih yang termasuk digitalisasi, dan bagaimana cara sekolah memanfaatkannya? Yuk kita bahas satu-satu secara santai tapi tuntas.
Apa Maksudnya Digitalisasi Sekolah?
"Digitalisasi sekolah itu apaan sih? Kayak semua serba online gitu ya?" Nah, pertanyaan ini sering banget muncul, terutama di kalangan guru, tenaga kependidikan, bahkan orang tua murid. Gak salah juga sih. Tapi yuk kita gali lebih dalam, biar nggak cuma sekadar “serba online” doang pemahamannya.
Sekolah Zaman Sekarang: Dari Kapur ke Klik
Dulu, suara gesekan kapur di papan tulis adalah musik pagi yang biasa terdengar di kelas. Sekarang? Klik mouse dan ketikan keyboard udah jadi gantiannya. Di sinilah digitalisasi sekolah mulai terasa.
Jadi, Apa Itu Digitalisasi Sekolah?
Secara sederhana, digitalisasi sekolah adalah proses mengubah sistem pendidikan dari yang serba manual ke yang serba digital. Gak cuma soal penggunaan komputer atau internet aja, tapi juga mencakup cara sekolah mengelola data, menyampaikan materi, menilai siswa, bahkan cara berkomunikasi antar warga sekolah.
Bayangin ini:
-
Rapor? Digital.
-
Presensi? Lewat aplikasi.
-
Materi pelajaran? Diakses lewat platform e-learning.
-
Komunikasi wali murid? Tinggal kirim WhatsApp atau pakai portal sekolah.
-
Data siswa? Disimpan dan diolah lewat sistem manajemen sekolah.
Digitalisasi Bukan Cuma Soal Teknologi
Kadang orang mikir, “Ah, digitalisasi sekolah? Tinggal beli laptop sama pasang WiFi, beres lah!”
Eits, kalau cuma segitu doang, semua sekolah pasti udah digital dari dulu, bro!
Faktanya, digitalisasi itu jauh lebih kompleks. Ini bukan cuma soal alat, tapi juga soal perubahan cara kerja, cara mikir, dan kesiapan SDM-nya. Nggak bisa ujug-ujug langsung jalan kalau pondasinya belum siap.
Digitalisasi mencakup banyak aspek penting, misalnya:
-
Pembelajaran berbasis TIK, bukan cuma ganti papan tulis jadi layar
-
Penggunaan platform digital buat proses belajar mengajar
-
Pemanfaatan internet dan infrastruktur digital di lingkungan sekolah
-
Pelatihan guru biar melek coding, AI, dan keterampilan digital kekinian
-
Smart classroom, lengkap dengan proyektor, TV interaktif, dan koneksi internet yang stabil
Tujuan akhirnya? Ya jelas, buat ningkatin literasi digital semua warga sekolah – dari siswa sampai guru dan pastinya, ngebuka akses pembelajaran yang lebih luas, fleksibel, dan merata.
Tantangan yang Nggak Bisa Didiemin
-
Gap digital antar guru yang udah senior dan yang generasi baru
-
Infrastruktur belum merata – masih banyak daerah yang susah sinyal
-
Literasi digital rendah – bukan cuma siswa, kadang gurunya juga bingung
-
Keamanan data – makin digital, makin rawan juga diretas
Tapi jangan khawatir, setiap tantangan pasti ada jalan keluarnya. Kuncinya? Kolaborasi dan pelatihan berkelanjutan.
Baca juga: Belajar Coding & AI Mulai dari SD: Tantangan & Kesempatan untuk Guru
Apa yang Bisa Dibiayai Lewat BOS?
Menurut aturan BOS 2025 (Permendikdasmen No. 8 Tahun 2025 dan edaran resminya), dana BOS bisa dipakai buat:
Pengadaan perangkat TIK: laptop, PC, tablet, modem, proyektor.
Langganan internet atau kuota belajar.
Pelatihan guru: coding, AI, penggunaan platform digital.
Pengembangan media ajar digital.
Perangkat penunjang belajar digital untuk siswa.
Tapi ingat, tetap harus sesuai RKAS dan masuk kategori belanja yang sah. Jangan asal beli ya!
Cek juga: RKAS Harus Diubah? Inilah Tahapan Implementasi BOS 2025
Batasan Penggunaan dan Hal yang Harus Diwaspadai
Meski didorong, digitalisasi nggak boleh asal-asalan. Beberapa batasan penting:
Jangan melebihi batas 20% untuk sarpras.
Tidak boleh belanja digitalisasi untuk kegiatan yang sudah difasilitasi pusat. Misalnya: revitalisasi sekolah atau smart classroom nasional.
Perlu bukti pendukung: kuitansi, dokumentasi, dan harus tercatat di ARKAS.
Tips Memanfaatkan BOS untuk Digitalisasi
Analisis kebutuhan digital di sekolahmu.
Konsultasikan ke Dinas atau pengawas BOS.
Susun RKAS digitalisasi dengan logis dan proporsional.
Utamakan pelatihan guru sebelum alat-alat canggih dibeli.
Manfaatkan platform resmi (misal: Rumah Belajar, Merdeka Mengajar).
Digitalisasi bukan soal mahalnya alat, tapi soal penerapannya yang berdampak.
Penutup
Digitalisasi sekolah bukan sekadar wacana, tapi peluang nyata yang bisa diambil lewat dana BOS. Dengan pemanfaatan yang tepat, sekolah bisa melangkah lebih jauh dalam membentuk ekosistem pembelajaran modern.
Jangan cuma ikut tren, tapi manfaatkan momentum ini buat benar-benar ningkatin kualitas pembelajaran.
Artikel ini disusun berdasarkan penjabaran langsung dari webinar resmi Kemendikbud, ditambah dokumen pendukung dan arahan terbaru
Tags: #DigitalisasiSekolah #BOS2025 #OperatorSekolah
2 komentar