Penggunaan Dana BOSP untuk Sekolah Ini Daftar Resminya
Dana BOSP Bisa Digunakan untuk Apa Saja? Simak Daftarnya!
Setelah tahu bagaimana dana BOSP disalurkan, sekarang kita bahas hal penting berikutnya: untuk apa aja sih dana ini boleh dipakai?
Supaya dana yang dikucurkan bisa benar-benar bantu sekolah dan siswa, pemerintah sudah mengatur dengan jelas penggunaannya.
Penggunaan Dana BOSP yang Diperbolehkan
Menurut Permendikdasmen Nomor 8 Tahun 2025, dana BOSP bisa dipakai untuk:
-
Penerimaan siswa baru: biaya pendaftaran, seleksi, dan administrasi.
-
Kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler: termasuk kegiatan belajar tambahan dan pengembangan bakat siswa.
-
Pengadaan dan pengembangan perpustakaan: buku, alat baca, dan bahan perpustakaan lainnya.
-
Evaluasi dan asesmen pendidikan: biaya pelaksanaan ujian dan asesmen.
-
Administrasi sekolah: alat tulis kantor, fotokopi, dan perlengkapan administrasi lainnya.
-
Langganan listrik, air, dan internet: supaya aktivitas belajar tidak terganggu.
-
Pengembangan dan pelatihan guru serta tenaga kependidikan: biaya pelatihan, workshop, seminar.
-
Honor tenaga pendidik dan kependidikan yang bukan PNS: dengan batas maksimal 20% untuk sekolah negeri dan 40% untuk sekolah swasta.
-
Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah: perbaikan kecil dan pemeliharaan rutin.
-
Penyediaan alat pembelajaran: termasuk alat peraga dan media pembelajaran.
Rangkuman Persentase Penggunaan Dana BOSP Berdasarkan Juknis 2025
⚠️ Catatan Penting: Pembagian persentase dana BOSP untuk tiap pos pengeluaran yang kami tampilkan di artikel ini berdasarkan perkiraan penulis dan hanya sebagai gambaran umum. Untuk rincian resmi dan ketentuan yang berlaku, pastikan merujuk langsung ke Juknis BOSP terbaru dari Kemendikbudristek.
Pos Pengeluaran | Persentase (%) | Keterangan |
---|---|---|
Honor Guru & Tenaga Kependidikan Non-PNS | Maksimal 20-40% | 20% untuk sekolah negeri, 40% swasta |
Pembayaran Listrik, Air, Internet | ± 10% | Biaya langganan kebutuhan listrik, air, dan internet |
Pengadaan Alat Tulis dan Perlengkapan Kantor | ± 10% | Alat tulis, kertas, fotokopi, dll |
Pengembangan Perpustakaan dan Media Pembelajaran | ± 10% | Buku, alat peraga, bahan bacaan |
Kegiatan Pembelajaran dan Ekstrakurikuler | ± 15% | Biaya kegiatan belajar, ekstrakurikuler |
Pelatihan dan Pengembangan Guru | ± 10% | Workshop, seminar, pelatihan |
Pemeliharaan Sarana Prasarana | ± 10% | Perbaikan kecil dan pemeliharaan |
Biaya Administrasi dan Operasional Lainnya | ± 5% | Administrasi dan kebutuhan lain yang mendukung |
Cadangan dan Dana Tak Terduga | ± 10% | Dana cadangan untuk kebutuhan mendadak atau tak terduga |
Hal yang Perlu Diperhatikan
-
Dana harus dipakai untuk mendukung langsung kegiatan belajar mengajar.
-
Jangan digunakan untuk hal yang tidak berkaitan dengan operasional sekolah.
-
Pastikan semua pengeluaran terdokumentasi dan bisa dipertanggungjawabkan.
Apakah Dana Cadangan atau Dana Tak Terduga Ada di ARKAS?
Jawabannya: tidak secara eksplisit.
Di ARKAS (Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah), tidak ada kolom atau akun khusus yang bernama “Dana Cadangan” atau “Dana Tak Terduga”. Tapi dalam praktiknya, istilah “cadangan” di Juknis BOSP lebih kepada:
Ruang fleksibel dalam perencanaan
Bukan akun khusus, tapi alokasi dana yang belum dirinci secara spesifik dan bisa digunakan saat terjadi kebutuhan mendadak, seperti:
- Perbaikan genteng bocor akibat hujan deras
- Biaya listrik melonjak tak terduga
- Kegiatan mendesak yang belum tercantum di awal tahun
Lalu Gimana Cara Mengaturnya di ARKAS?
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan secara legal dan tetap sesuai juknis:
1. Sisakan Margin pada Komponen Tertentu
Misalnya, saat mengisi kebutuhan ATK, jangan langsung maksimalkan anggaran. Sisakan sebagian kecil dari komponen:
-
Administrasi umum
-
Pemeliharaan sarpras
-
Kegiatan mendukung pembelajaran
Tujuannya: ketika kebutuhan tak terduga muncul, kamu bisa revisi RKAS untuk mengalihkan dana dari komponen tersebut.
2. Gunakan Fitur Revisi RKAS
ARKAS menyediakan fitur revisi. Jadi kalau di tengah tahun muncul kebutuhan mendadak, kamu bisa:
-
Lakukan revisi kegiatan dan belanja
-
Sesuaikan dengan anggaran yang belum terpakai
-
Ajukan revisi ke Dinas Pendidikan via ARKAS
3. Koordinasi dengan Dinas Pendidikan
Beberapa dinas kadang mengarahkan sekolah untuk tetap mencantumkan kebutuhan prioritas dan menyarankan menyisakan ruang anggaran di beberapa komponen fleksibel. Jadi, komunikasi tetap penting.
Untuk lebih mengetahui dan memahi apa saja Larangan Penggunaan Dana BOSP yang Wajib Diketahui Sekolah sehingga kita tidak salah dalam merencanakan anggaran sekolah bisa kamu baca di artikel kita selanjutnya ya !
Kesimpulan Singkat
Dana BOSP harus direncanakan sesuai aturan yang berlaku
-
Dana tak terduga bukan akun khusus di ARKAS
-
Tapi bisa disiasati dengan perencanaan cerdas dan revisi RKAS
-
Harus tetap sesuai juknis dan dilaporkan dengan benar
Gabung dalam percakapan