Biaya Penerbitan Ijazah Ditanggung BOS, Tidak Boleh Ada Pungutan!

Ijazah tak boleh dibebani biaya! Semua ditanggung sekolah lewat BOS. Pahami aturan terbaru biar sekolah nggak kena masalah.
Ijazah

“Pak, bayar berapa ya buat ambil ijazah?”  

“Bu, katanya harus lunas seragam dulu baru bisa ambil ijazah?”

❌ Nope. Itu udah nggak boleh, Bre

Pedoman Ijazah 2025 tegas banget biaya penerbitan ijazah jadi tanggung jawab sekolah. Dananya? Bisa diambil dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah).

Siapa yang Bayar Penerbitan Ijazah?

Sekolah yang Bayar

Sekolah wajib mengalokasikan anggaran operasionalnya terutama dari BOS untuk:

  • Validasi data siswa

  • Pengadaan kertas dan tinta cetak

  • Cetak dan distribusi ijazah

  • Penyiapan dokumen digital (kalau pakai tanda tangan elektronik)

Siswa Tidak Boleh Dibebani

Sekolah dilarang keras meminta uang kepada siswa/orangtua untuk alasan penerbitan ijazah. Termasuk biaya:

  • SKL

  • Transkrip nilai

  • Foto ijazah

  • Tanda tangan elektronik

  • Bahkan fotokopi!

Bagaimana Jika Dana BOS Tidak Cukup?

Berarti sekolah harus:

  • Prioritaskan pengadaan ijazah dalam RKAS

  • Efisiensikan penggunaan BOS agar bisa mencukupi

  • Koordinasi dengan dinas jika benar-benar ada kendala teknis

Yang jelas, menahan ijazah atau SKL dengan alasan keuangan = pelanggaran.

Anda mungkin ingin membaca posting ini:

Laporan Harus Akuntabel

Karena pakai dana BOS, maka pengeluaran harus:

  • Dicatat di RKAS

  • Dilaporkan di ARKAS

  • Bisa diperiksa dalam audit

Jangan sampai gara-gara cetak ijazah, sekolah malah kena temuan!

Kesimpulannya

Ijazah itu hak siswa dan negara sudah anggarkan biayanya lewat BOS. Jadi, jangan dibebani lagi dengan pungutan!

Sekarang kita masuk ke hal teknis berikutnya baca artikel kita berikutnya ya bre "Format dan Penulisan Transkrip Nilai" Ini yang Harus Diisi Sekolah


Halo! Saya adalah Operator Sekolah yang bertugas di beberapa sekolah negeri dan swasta. Sudah lebih dari 4 tahun saya menjalani peran ini, dan banyak pengalaman berharga yang saya temui. Menjadi OPS bukan cuma soal administrasi. Setiap minggu selalu saja ada hal baru: sistem berubah, aturan diperbarui, dan saya harus terus belajar serta beradaptasi. Memang, pekerjaan ini nggak selalu mudah. Kadang menguras waktu, tenaga, bahkan emosi. Tapi saya menjalaninya dengan hati. Ada lelah, tapi juga ada bangga, karena bisa ikut mendukung kelancaran administrasi pendidikan. Lewat blog ini, saya ingin berbagi pengalaman, cerita, dan ilmu seputar dunia OPS. Semoga bisa jadi referensi dan penyemangat buat rekan-rekan operator sekolah di seluruh Indonesia. Yuk, kita terus tumbuh dan berbagi bersama!