Pendaftaran Calon Peserta Program Pemenuhan Kualifikasi S-1/D-4 Guru

Guru PAUD & SD dapat kesempatan S-1/D-4 lewat program RPL Kemendikdasmen. Cek kuota, syarat, dan cara daftar SIPKA biar siap ikut program ini.

Hallo sobat OPS Sekolah, Beberapa hari lalu, Kemendikdasmen lewat Ditjen GTK ngadain koordinasi nasional bareng dinas pendidikan se-Indonesia. Bukan sekadar kumpul online biasa, tapi ada misi penting di baliknya: nyosialisasiin Program Pemenuhan Kualifikasi Akademik S-1/D-4 untuk guru.

Yap, aturan udah jelas UU Nomor 14 tentang Guru dan Dosen bilang kalau guru wajib berijazah S-1 atau D-4. Tapi faktanya, masih ada ratusan ribu guru yang belum sampai ke level itu. Bukan angka kecil lho, masih ada sekitar 249 ribu lebih guru yang belum menyelesaikan S-1/D-4. Wih, lumayan ya.

Seperti mimpi yang harus segera digapai, targetnya program ini bisa kelar dalam 2-3 tahun ke depan. Berat? Bisa jadi. Tapi bukan berarti mustahil.

Fokus 2025: Guru PAUD & SD Usia 50-55 Tahun

Suparto, Direktur Guru PAUD dan PNF, jelasin strategi utamanya RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau). Bahasa gampangnya, ini kaya shortcut legal & resmi buat guru yang udah punya pengalaman kerja, pelatihan, dan kompetensi, tapi belum punya ijazah S-1/D-4.

Jadi, pengalaman mengajar bertahun-tahun itu nggak cuma jadi kenangan manis, tapi bisa diakui sebagai kredit kuliah.

Untuk 2025, sasaran RPL ini adalah:

  • Guru PAUD & SD
  • Usia 50–55 tahun
  • Kuota: 12.500 orang

Kebayang? Rasanya kayak lampu jalan yang dinyalain buat mereka yang selama ini terus mengabdi, biar nggak perlu mulai dari nol lagi.

Data Guru PAUD

Dari paparan narasumber, Meliyanti, angka guru PAUD yang belum S-1/D-4 masih lumayan bikin melongo:

  • Total: 299.600 guru
    • 98.032 guru PAUD formal
    • 201.568 guru PAUD nonformal

Jadi program ini bukan sekadar proyek sesaat, tapi langkah nyata buat ngegas percepatan peningkatan kualifikasi guru.

Apa Sih Tujuan RPL?

Narasumber lain, Pak Sujud Widodo, jelasin soal RPL dengan lugas. Intinya RPL ada buat:

  • Ngakuin pengalaman & pembelajaran sebelumnya
  • Menghargai kompetensi yang sudah ada
  • Memberi akses kuliah formal setara S-1

Syaratnya? Harus aksesibel, adil, transparan, dan ada jaminan mutu. Jadi bukan sekadar formalitas doang, ya.

Terus, Apa yang Harus Dipersiapkan Guru?

Dalam sesi tanya jawab, Efrini dari Ditjen GTK bilang, guru calon peserta wajib siapin berkas berikut:

  • Ijazah terakhir
  • KTP
  • Portofolio
  • Unggah semuanya di SIPKA Guru

Data guru 50–55 tahun bakal diambil dari Dapodik otomatis. Sementara guru usia di bawah 50? Tetap bisa ikut, tapi lewat skema reguler perlu dukungan lebih dari daerah.

Oh iya, udah ada contoh Pemda yang support penuh lho, kayak:

  • Kota Tangerang
  • Kota Surabaya
  • Beberapa daerah lainnya

Seperti pelangi setelah hujan, usaha daerah ini jadi sinyal harapan buat guru-guru lain.

Penutup

Program ini ibarat pintu besar yang dibuka selebar-lebarnya buat guru di Indonesia. Tujuannya sederhana tapi bermakna: pendidikan makin berkualitas lewat guru yang semakin profesional.

Kalau kamu guru atau ngurus data guru di sekolah, pastiin:

  • Cek data di Dapodik
  • Siapin berkas dari sekarang
  • Pantau info resmi dari Kemendikdasmen & Ditjen GTK
  • Bantu sharing ke guru lain

Semakin cepat kita gerak, semakin cepat juga pendidikan kita naik kelas. Yuk, bareng-bareng kita siapin langkah menuju guru Indonesia yang makin hebat.

Karena pada akhirnya, ilmu bukan cuma soal gelar. Tapi gelar kadang jadi kunci buat membuka pintu perubahan yang lebih besar.

Kalau kamu OPS atau guru dan butuh template dokumen, panduan upload SIPKA, atau contoh portofolio RPL, tinggal bilang aja ya. Siap bantu!

Halo! Saya adalah Operator Sekolah yang bertugas di beberapa sekolah negeri dan swasta. Sudah lebih dari 4 tahun saya menjalani peran ini, dan banyak pengalaman berharga yang saya temui. Menjadi OPS bukan cuma soal administrasi. Setiap minggu selalu saja ada hal baru: sistem berubah, aturan diperbarui, dan saya harus terus belajar serta beradaptasi. Memang, pekerjaan ini nggak selalu mudah. Kadang menguras waktu, tenaga, bahkan emosi. Tapi saya menjalaninya dengan hati. Ada lelah, tapi juga ada bangga, karena bisa ikut mendukung kelancaran administrasi pendidikan. Lewat blog ini, saya ingin berbagi pengalaman, cerita, dan ilmu seputar dunia OPS. Semoga bisa jadi referensi dan penyemangat buat rekan-rekan operator sekolah di seluruh Indonesia. Yuk, kita terus tumbuh dan berbagi bersama!